JEMBATAN LAYANG PASUPATI
Daerah: Jawa Barat
Panjang: 2,8 km
Lebar: 30-60 m
Jembatan Layang Pasupati adalah sebuah
jembatan yang menghubungkan bagian utara dan timur Bandung melewati lembah
Cikapundung. Jembatan ini menghubungkan Jalan Terusan Pasteur (Dr. Junjunan)
dan Jalan Surapati. Dengan adanya jembatan ini diharapkan dapat mengatasi
masalah kemacetan di Bandung Utara. Sebagian jalan itu dibangun di atas
Jalan Pasteur, adalah jalan lama dengan pohon palm raja disebelah kanan dan
kirinya yang menjadi ciri kota Bandung. Jalan Layang Pasupati juga menjadi
salah satu ikon Kota Bandung. Oleh karena itu, pada malam hari bagian tengah
Jembatan Pasupati diterangi lampu sorot warna-warni. Jalan layang ini membuat
arus lalu lintas dari wilayah sekitar Jabodetabek ke Bandung menjadi lebih
mudah. Di bawah Jembatan Pasupati terdapat taman yang bernama Taman Pasupati.
Sejarah
Jalan layang (flyover) Pasupati
merupakan nama jalan layang di daerah Bandung. Nama Pasupati ini pengganti dari
nama sebelumnya Paspati yang dalam artian Sunda “pas mati”.
Pasupati merupakan singkatan dari Jalan Pasteur dan Jalan Surapati. Jalan
layang Pasupati secara historis sudah terancang oleh arsitek Ir. Karsten.
Arsitek wilayah ini pada tahun 1920-an sudah menyimpan dasar-dasar rancangan
kota Bandung. Sampai ke sepuluh tahun selanjutnya, dari tahun 1931, rancangan
itu masih tetap jadi obsesi sebagaimana program Autostrada yang menghubungkan missing
link Jalan Pasteur (Pasteurweg) dan Jalan Ir. H. Djuanda (Dagoweg). Pembangunan
jembatan ini dibiayai melalu hibah dana dari pemerintah Kuwait. Setelah sempat
beberapa tahun tidak terlaksana, akhirnya pada tanggal 26 Juni 2005 uji coba
pertama sudah dilakukan.
Struktur
Jalan layang Pasupati merupakan jalan
layang pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi anti gempa.
Perangkatnya yang disebut lock up device (LUD) dibuat di
Perancis, sebuanya jumlahnya 76 buah. Jembatan ini secara keseluruhan
menggunakan 663 unit segmen yang ditopang oleh 46 tiang. Setiap segmen beratnya
80 ton sampai ke 140 ton. Yang menarik, jembatan ini dilengkapi dengan jembatan cable
stayed sepanjang 161 meter yang melintang di atas lembah Cikapundung. Cable
stayed merupakan jembatan tanpa kaki. Kekuatan jembatan itu ditopang
oleh 19 kabel baja yang terdiri dari 10 kabel sebelah barat dan 9 kabel sebelah
timur. Setiap kabel isinya 91 kabel kecil yang masing-masing kabel kecil itu
terdiri dari tujuh kabel yang lebih kecil lagi. Sepuluh kabel yang dipasang
disebelah barat dibuat berpasangan.
JEMBATAN LAYANG PASUPATI
Daerah: Jawa Barat
Panjang: 2,8 km
Lebar: 30-60 m
Jembatan Layang Pasupati adalah sebuah jembatan yang menghubungkan bagian utara dan timur Bandung melewati lembah Cikapundung. Jembatan ini menghubungkan Jalan Terusan Pasteur (Dr. Junjunan) dan Jalan Surapati. Dengan adanya jembatan ini diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan di Bandung Utara. Sebagian jalan itu dibangun di atas Jalan Pasteur, adalah jalan lama dengan pohon palm raja disebelah kanan dan kirinya yang menjadi ciri kota Bandung. Jalan Layang Pasupati juga menjadi salah satu ikon Kota Bandung. Oleh karena itu, pada malam hari bagian tengah Jembatan Pasupati diterangi lampu sorot warna-warni. Jalan layang ini membuat arus lalu lintas dari wilayah sekitar Jabodetabek ke Bandung menjadi lebih mudah. Di bawah Jembatan Pasupati terdapat taman yang bernama Taman Pasupati.
Peta Lokasi:
Sumber: http://pustaka.pu.go.id/new/infrastriktur-jembatan-detail.asp?id=307 |
Daftar Rujukan:
Jembatan Layang Pasopati, Perpustakaan
Kementriaan Pekerjaan Umum. Sumber:
Jembatan Pasupati. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Pasupati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar