MANAJEMEN ASET

Manage Your Assets!

Minggu, 12 Juni 2016

Gedung Utama Politeknik Negeri Bandung




Berikut ini adalah gedung utama yang berada di Politeknik Negeri Bandung. Gedung-gedung ini merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar mahasiswa.


Gedung Direktorat
(Dela, 2016)


Gedung Pengembangan Pendidikan dan Teknologi
(Dela, 2016)


Gedung Kuliah B
(Dela, 2016)

Gedung Magister Terapan Rekasaya Infrastruktur
(Dela, 2016)

Gedung Kuliah Jurusan Akuntansi
(Dela, 2016)

Gedung Kuliah Baru
(Dela, 2016)

Gedung Kuliah A
(Dela, 2016)

Gedung Kuliah Jurusan Teknik Elektro, Teknik Mesin dan Teknik Energi
(Dela, 2016)

Gedung Mata Kuliah Umum
(Dela, 2016)
Gedung Kuliah C
(Dela, 2016)

Gedung Kuliah Jurusan Teknik Komputer
(Dela, 2016)
Hanggar Teknik Aeronautika
(Dela, 2016)

Gedung Kuliah Teknik Kimia
(Dela, 2016)
Gedung Kuliah U
(Dela, 2016)

Laboratorium Jurusan Teknik Refrigasi dan Tata Udara
(Dela, 2016)
Gedung Kuliah Jurusan Teknik Kimia(Dela, 2016)
Gedung Kuliah Program Pasca Sarjana 
(Dela, 2016)

Gedung Kuliah Jurusan Teknik Sipil
(Dela, 2016)

Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi
(Dela, 2016)

Laboratorium Teknik Elektro
(Dela, 2016)
Laboratorium Perawatan dan Permesinan 
(Dela, 2016)
Laboratorium Energi Terbarukan 
(Dela, 2016)
Laboratorium Teknik Listrik 
(Dela, 2016)
Laboratorium Teknik Telekomunikasi
(Dela, 2016)
Laboratorium Teknik Sipil
(Dela, 2016)
Laboratorium Teknik Sipil (Atas)
(Dela, 2016)
Laboratorium Teknik Kimia
(Dela, 2016)

Laboratorium Pabrikasi Jurusan Teknik Mesin
(Dela, 2016)
Laboratorium Teknik Mesin
(Dela, 2016)

Senin, 12 Januari 2015

Siklus Alur Aset

(Sumber: Sugiama, 2013)
     Menurut Sugiama (2013), siklus aset mencakup 9 tahap, yaitu:
1. Perencanaan Kebutuhan Aset adalah serangkaian kegiatan untuk merencanakan sesuatu rencana strategis yang dilakukan oleh suatu organisasi.
2. Pengadaan Aset adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh/mendapatkan aset/barang maupun jasa baik yang dilaksanakan sendiri secara langsung oleh pihak internal, maupun oleh pihak luar sebagai mitra atau penyedia/pemasok aset bersangkutan
3. Inventarisasi Aset adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, pelaporan hasil pendataan aset dan mendokumentasikannya baik aset berwujud maupun aset yang tidak berwujud pada suatu waktu tertentu.
4. Legal Audit Aset adalah pemeriksaan untuk mendapat gambaran jelas dan menyeluruh terutama mengenai status kepemilikan, sistem dan prosedur penguasan, pengalihan aset, mengidentifikasi kemungkinan terjadiya berbagai permasalahan hukum, serta mencari solusi atas masalah hukum tersebut.
5. Penilaian Aset adalah proses kegiatan penilai dalam memberikan suatu estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis suatu properti, baik harta berwujud maupun harta tidak berwujud, berdasarkan hasil analisis terhadap fakta-fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode dan prinsip-prinsip penilaian yang berlaku.
6. Pengoperasian dan Pemeliharaan Aset adalah serangkaian kegiatan untuk menggunakan dan memanfaatkan aset dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan pemeliharaan aset adalah sekumpulan aktivitas yang diorganisasikan untuk menjamin agar aset dapat dioperasikan dalam kondisi terbaik dengan biaya terendah.
7. Pembaharuan/Rejuvenasi Aset adalah membangun kembali aset agar memiliki fungsi kembali sebagaimana semula, bahkan mempertinggi fungsi dari aset tersebut.
8. Penghapusan Aset adalah kegiatan untuk menghapuskan aset dengan cara pengalihan aset atau pemusnahan aset.
9. Pengalihan Aset (Penjualan, Penyertaan Modal, Hibah) adalah kegiatan pemindahtanganan kepemilikan aset kepada pihak lain sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara menjual aset, mempertukarkan aset, menghibahkannya atau disertakan sebagai modal pada pihak lain. Atau Pemusnahan Aset adalah kegiatan yang dilakukan apabila aset tidak dapat diperbaiki atau digunakan lagi.
   
   Dibawah ini adalah gambar siklus aset lainnya, menurut Lutchman (2006):

(Sumber: Lutchman 2006)


Daftar Rujukan:
Lutchman, Roopchan. (2006).Sustainable Asset Management: Linking Assets, People, and Processes for Results.  U.S.A: DEStech Publications, Inc.
Sugiama, A. Gima. (2013). Manajemen Aset Pariwisata. Bandung: Guardaya Intimarta.

Minggu, 11 Januari 2015

Jenis Aset

     Menurut Sugiama (2013) keragaman aset dapat dikelompokkan menurut bentuknya, aset dapat dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu:
1. Aset berwujud (tangible assets) adalah kekayaan yang dapat dimanifestasikan secara fisik dengan menggunakan panca indera. Contoh aset berwujud antara lain berupa:
a. Tanah atau lahan
b. Bangunan
c. Infrastruktur misal jalan raya, jembatan, irigasi, waduk
d. Peralatan dan perlengkapan pabrik atau plant and machinery
e. Peralatan dan perkengkapan kantor misal meubel atau furniture
f. Persediaan barang
g. Sumberdaya alam seperti bahan tambang, hutan/tanaman, air dan suberdaya alam lainnya.

2. Aset tidak berwujud (intangible assets) adalah kekayaan yang manifestasinya tidak berwujud secara fisik yakni tidak dapat disentuh, dilihat, atau tidak bias diukur secara fisik, namun dapat diidentifikasi sebagai kekayaan secara terpisah, dan kekayaan ini memberikan manfaat serta memiliki nilai tertentu secara ekonomi sebagai hail dari proses usaha atau melalui waktu. Aset ini antara lain berupa:
a. Hak paten misal untuk sebuah formulasi produk
b. Hak cipta atau copyright atas sebuah karya
c. Nama baik sebuah organisasi/perusahaan atau Goodwill
d. Hak merek dagang
e. Hak atas usaha waralaba atau franchise






Daftar Rujukan:
Sugiama, A Gima. (2013). Manajemen Aset Pariwisata. Bandung: Guardaya Intimarta.

Senin, 22 September 2014

PENGERTIAN MANAJEMEN ASET

(Dela, 2015)
     Manajemen aset terdiri dari 2 kata, yaitu manajemen dan aset. Sebelum saya membahas tentang pengertian manajemen aset, baiknya kita mengetahui pengertian dari manajemen dan aset itu sendiri. Manajemen menurut Marwansyah (2009) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas upaya-upaya para anggota organisasi dan atas penggunaan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Sugiama (2013) aset berasal dari istilah asset (bahasa Inggris) yang dikenal dengan istilah "kekayaan". Berdasarkan prespektif ekonomi aset diartikan sebagai segala sesuatu yang memiliki nilai ekonomi yang dapat dimiliki baik oleh individu, perusahaan, maupun dimiliki pemerintah yang dapat dinilai secara finansial.

     Definisi manajemen aset menurut Sugiama (2013) "Manajemen aset adalah ilmu dan seni untuk memandu pengelolaan kekayaan yang mencakup proses merencanakan kebutuhan aset, mendapatkan, menginventarisasi, melakukan legal audit, menilai, mengoperasikan, memelihara, membaharukan, atau menghapuskan hingga mengalihkan aset secara efektif dan efisien.

     Definisi manajemen aset menurut Hastings (2010) “Given a business or organizational objective,  Asset Management is the set of activities associated with:
· identifying what assets are needed,
· identifying funding requirements,
· acquiring assets.
· providing logistic and maintenance support systems for assets,
· disposing or renewing assets
So as to effectively and efficiently meet the desired objective.”

     The British Standards Institute (dalam Hastings, 2010) “…systematic and coordinated activities and practices through which an organisation optimally and suistainably manages its assets and asset systems, their associated performance, risks and expenditures over their lifecycles for the purpose of achieving its organisational strategic plan.

     Definisi lainnya menurut Lutchman (2006) “Assets Management is the optimization of the lifecycles of an asset to meet performance standards in a safe and environmentally sound manner through smart Panning, Investment Financing, Engineering, Operations, Maintenance, Refurbishment and Replacement.”




Daftar Rujukan:
Hastings, Nicholas A. John. (2010). Physical Assets Management. Australia: Springer.
Lutchman, Roopchan. (2006).Sustainable Asset Management: Linking Assets, People,and Processes for Results.  U.S.A: DEStech Publications, Inc.
Marwansayah. (2009). Pengantar manajemen. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.
Sugiama, A. Gima. (2013). Manajemen Aset Pariwisata. Bandung: Guardaya Intimarta.

CONTOH ASET: JALAN LAYANG PASUPATI

JEMBATAN LAYANG PASUPATI

Sumber: http://maspiping.wordpress.com
Daerah: Jawa Barat
Panjang: 2,8 km
Lebar: 30-60 m 

Jembatan Layang  Pasupati adalah sebuah jembatan yang menghubungkan bagian utara dan timur Bandung melewati lembah Cikapundung. Jembatan ini menghubungkan Jalan Terusan Pasteur (Dr. Junjunan) dan Jalan Surapati. Dengan adanya jembatan ini diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan di Bandung Utara. Sebagian jalan itu dibangun di atas Jalan Pasteur, adalah jalan lama dengan pohon palm raja disebelah kanan dan kirinya yang menjadi ciri kota Bandung. Jalan Layang Pasupati juga menjadi salah satu ikon Kota Bandung. Oleh karena itu, pada malam hari bagian tengah Jembatan Pasupati diterangi lampu sorot warna-warni. Jalan layang ini membuat arus lalu lintas dari wilayah sekitar Jabodetabek ke Bandung menjadi lebih mudah. Di bawah Jembatan Pasupati terdapat taman yang bernama Taman Pasupati. 
Jembatan Layang Pasupati dari arah Jalan Surapati
(Dela, 2015)

Sejarah
Jalan layang (flyover) Pasupati merupakan nama jalan layang di daerah Bandung. Nama Pasupati ini pengganti dari nama sebelumnya Paspati yang dalam artian Sunda “pas mati”. Pasupati merupakan singkatan dari Jalan Pasteur dan Jalan Surapati. Jalan layang Pasupati secara historis sudah terancang oleh arsitek Ir. Karsten. Arsitek wilayah ini pada tahun 1920-an sudah menyimpan dasar-dasar rancangan kota Bandung. Sampai ke sepuluh tahun selanjutnya, dari tahun 1931, rancangan itu masih tetap jadi obsesi sebagaimana program Autostrada yang menghubungkan missing link Jalan Pasteur (Pasteurweg) dan Jalan Ir. H. Djuanda (Dagoweg). Pembangunan jembatan ini dibiayai melalu hibah dana dari pemerintah Kuwait. Setelah sempat beberapa tahun tidak terlaksana, akhirnya pada tanggal 26 Juni 2005 uji coba pertama sudah dilakukan.

Struktur

Jalan layang Pasupati merupakan jalan layang pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi anti gempa. Perangkatnya yang disebut lock up device (LUD) dibuat di Perancis, sebuanya jumlahnya 76 buah. Jembatan ini secara keseluruhan menggunakan 663 unit segmen yang ditopang oleh 46 tiang. Setiap segmen beratnya 80 ton sampai ke 140 ton. Yang menarik, jembatan ini dilengkapi dengan jembatan cable stayed sepanjang 161 meter yang melintang di atas lembah Cikapundung. Cable stayed merupakan jembatan tanpa kaki. Kekuatan jembatan itu ditopang oleh 19 kabel baja yang terdiri dari 10 kabel sebelah barat dan 9 kabel sebelah timur. Setiap kabel isinya 91 kabel kecil yang masing-masing kabel kecil itu terdiri dari tujuh kabel yang lebih kecil lagi. Sepuluh kabel yang dipasang disebelah barat dibuat berpasangan.

Peta Lokasi:
Sumber: http://pustaka.pu.go.id/new/infrastriktur-jembatan-detail.asp?id=307

Daftar Rujukan:
Jembatan Layang Pasopati, Perpustakaan Kementriaan Pekerjaan Umum. Sumber: 



Angry Birds -  Link Select